Kamis, 10 September 2015

TANGERANG DARURAT AIR BERSIH

Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah menyatakan, Kota Tangerang dalam kondisi darurat air bersih. Ia meminta agar pihak terkait segera memperbaiki kerusakan di sejumlah pintu air Sungai Cisadane agar pasokan air tidak terganggu.

"Saat ini, ketersediaan air bersih Kota Tangerang dalam kondisi darurat. Keadaan ini berlangsung selama dua pekan setelah rusaknya pintu air Sungai Cisadane," ujar Arief kepada awak media di lokasi Pintu Air 10 Sungai Cisadane, Rabu (12/8).

Akibat kerusakan tersebut, lanjut Arief, kini produksi air di Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) menurun drastis. Dalam kondisi normal, debit aliran air PDAM mencapai 1.500 liter per detik. Setelah terjadi kerusakan, debit aliran air hanya 150 liter per detik.

Karena itu, Arief mendesak Balai Besar Sungai Cisadane untuk segera memperbaiki kerusakan pintu air. "Kami harapkan perbaikan bersifat jangka panjang, bukan hanya untuk menangani kerusakan saat ini," jelasnya.

Untuk mengatasi kekurangan air, Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang juga mengoperasikan 19 mobil tangki air. Sebanyak 11 tangki berasal dari Dinas Kebersihan, Pertamanan, dan Pemakaman (DKPP) Kota Tangerang. Delapan tangki lain berasal dari Pemadam Kebakaran (Damkar) dan PDAM. Seluruh tangki air nantinya akan disalurkan ke 13 kecamatan di Kota Tangerang.

Warga Jatiuwung, Arif, meradang menyusul mulai mengeringnya sumur warga. "Sudah seminggu ini sumur kami kering. Ini efek dari kemarau panjang yang terjadi," ujar dia.

Untuk memenuhi kebutuhan, selama ini warga membeli dari pedagang air keliling. Namun, belakangan ini, pedagang air pun mulai jarang muncul. "Kadang juga ada dermawan yang mau memberikan air dari rumahnya. Namun, tentunya itu tidak mencukupi dibanding jumlah warga yang membutuhkan air," kata Arif.  

Arif dan warga lainnya berharap, Pemerintah Kota Tangerang segera memasok air bersih ke kampung agar warga tidak kesulitan air bersih lagi.

Layanan air bersih untuk wilayah Tangerang dan barat DKI Jakarta pun mengalami gangguan. Ini karena menurunnya pasokan air baku dari PDAM Tangerang secara drastis akibat pintu air di Tangerang jebol, beberapa waktu lalu.

"Kondisi ini di luar kendali dan wewenang PALYJA. Pihak-pihak terkait sedang berupaya melakukan perbaikan secepatnya agar pelayanan air minum segera pulih kembali," ujar Kepala Humas PALYJA Meyritha Maryanie dalam rilisnya, Selasa (11/8). PAM Lyonnaise Jaya (PALYJA), salah satu operator air di Jakarta selain PT Aetra. PALYJA menangani wilayah pelayanan air bagian barat Jakarta.

Meyritha menuturkan sedang berupaya mencari solusi dengan melakukan pengaturan jaringan. Namun, kata dia, gangguan pasokan masih terjadi di sejumlah wilayah. "Gangguan pasokan air PALYJA terutama di wilayah Kalideres, Pegadungan, dan sekitarnya," jelasnya.

Selama masa perbaikan berlangsung, PALYJA menyediakan truk tangki air secara gratis untuk keadaan darurat di sejumlah lokasi, yaitu rumah sakit, tempat ibadah, dan lain-lain. "Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan yang terjadi. Para pelanggan dapat menghubungi call center kami untuk mendapatkan informasi lebih lanjut," katanya.

Dijumpai terpisah, Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane T Iskandar mengatakan, proses perbaikan pintu air Sungai Cisadane masih berlangsung. Saat ini, komponen perbaikan pintu air sedang dalam proses pabrikasi. "Perbaikan dijadwalkan dimulai pada Jumat. Saat ini, tahap pabrikasi komponen mencapai 70 persen," ucapnya. 

Meski musim kemarau cukup lama terjadi, Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman (DKPP) Kota Tangsel tidak khawatir kekurangan sumber air untuk menyiram taman kota. Namun, DKPP Kota Tangerang mengakui adanya usaha ekstra untuk menjaga keasrian taman kota selama musim kemarau. Sejumlah trik dilakukan agar tanaman di taman kota tidak layu akibat teriknya paparan sinar matahari musim kemarau.

Menurut Kepala Seksi (Kasi) Pengembangan dan PePALYJAmeliharaan Taman Bidang Pertamanan dan Dekorasi Kota Tangerang Budi Priyatna, penyiraman taman mulai terlaksana sebelum matahari terbit. Pada sore hari, penyiraman taman dilakukan ketika paparan sinar matahari sudah mulai berkurang.

"Kami anjurkan penyiraman taman dimulai pukul 05.00 WIB pada pagi hari dan setelah pukul 15.00 WIB atau menjelang matahari tenggelam. Memang lebih berat menyiasati penyiraman tanaman saat kemarau ini," ujar Budi saat dijumpai Republika.

Siasat yang dianjurkan Budi bertujuan memaksimalkan serapan air oleh tanaman. Jika sudah terkena paparan sinar matahari, penyerapan air kurang maksimal karena air akan cepat menguap.

Budi menjelaskan, saat ini ada 120 titik taman yang harus selalu disiram secara rutin setiap hari. Dari jumlah itu, ada tiga kelompok taman, yakni taman utama dalam kota, taman di tepi Sungai Cisadane, dan taman di pinggir Kota Tangerang.

sumber: http://www.republika.co.id/berita/koran/halaman-1/15/08/13/nt0dbs-tangerang-darurat-air-bersih

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda